Jumat, 18 Mei 2012

UPACARA PETIK LAUT SENDANG BIRU

Pantai Sendang Biru
Pantai Sendang Biru berada di pesisir selatan Kabupaten Malang, tepatnya di Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Pantai Sendang Biru berjarak sekitar 69 km dari kota Malang dan 150 km dari ibu kota Provinsi Jawa Timur yaitu Surabaya.

Pantai Sendang Biru dapat di tempuh dengan perjalanan darat dari Kota Malang. Terdapat dua jalur untuk menuju wilayah Pantai Sendang Biru yaitu,
- Malang-Gadang-Bululawang-Turen-Sumbermanjing Wetan-Sendang Biru
- Malang-Kepanjen-Gondang Legi-Turen-Sumbermanjing Wetan-Sendang Biru

Pantai Sendang Biru memiliki keanekaragaman hasil laut di Kabupaten Malang. Sehingga Pantai Sendang Biru merupakan tempat berlabuhnya perahu para nelayan dari berbagai pulau di Nusantara seperti Jawa, Madura, Sulawesi, Lombok dan Kalimantan. Ramainya Pantai Sendang Biru bagi nelayan dibangunlah Tempat Pelelangan Ikan (TPI) da  pelabuhan tempat singgah kapal-kapal yang merupakan satu-satunya di Kabupaten Malang.

Sebagai wujud dari syukur masyarakat Dusun Sendang Biru terhadap hasil alam yang telah didapat dilakukan upacara petik laut sebagai wujud syukur terhadap penguasa laut Selatan Jawa yaitu Nyi Loro Kidul. Upacara larung sajen atau lebih dikenal sebagai upacara petik laut merupakan upacara bersih desa yang dilakukan oleh masyarakat dusun Sendang Biru sebagai wujud rasa syukur.

Upacara petik laut di Pantai Sendang Biru dilaksanakan setiap bulan September. Upacara petik laut dilaksanakan dalam satu minggu dengan berbagai acara. Berbagai acara tersebut mulai dari wayang, barongsai dan lain-lain. Pada hari terakhir di minggu tersebut diselenggarakan petik laut berupa larung sajen di laut selatan. Dalam pelaksanaan upacara petik laut dilaksanakan pada siang hari dengan berbagai hasil bumi, terdapat tumpeng besar dengan nasi berwarna kuning, kemudian terdapat hasil bumi yang lain seperti, ayam, telur, hasil laut dan lain-lain. Seluruh hasil bumi tersebut ditaruh diatas perahu kecil atau perahu mayang.
sesajen hasil bumi yang akan diangkut ke kapal yang lebih besar
Nyai loro Kidul yang diperankan oleh remaja putri saat diring ke TPI


Upacara petik laut di Sendang Biru bertujuan sebagai wujud syukur dari hasil bumi. Pada upacara tersebut juga diakui keberadaan Nyai Loro Kidul sebagai penguasa laut Selatan.  Dalam upacara tersebut juga terdapat pasangan pernikahan yang memakai adat Jawa lengkap dengan danyang yang berada dipinggir mempelainya.

Upacara petik laut dibuka oleh bapak bupati Malang sebelum semuanya hasil bumi di larung di tengah laut. tarian anak berusia 7-10 tahun diuguhkan sebagai pembuka acara. Setelah dibuka oleh Bupati Malang, arak-arakan Nyai Loro kidul yang didahului oleh barongsai dan diikuti oleh Nyai loro kidul yang diperankan oleh gadis remaja menaiki kereta dengan sayap burung dipinggirnya, kemudian tumpeng nasi kuning besar dan hasil bumi lainnya ke dalam pelabuhan tempat pelelangan ikan. Setelah itu upacara dilepas oleh Bupati Malang yang kemudian seluruh perangkat upacara tersebut ke kapal besar untuk dibawa ke tengah laut. Seluruh hasil bumi, termasuk tumpeng di hanyutkan ditengah laut, lepas selat P.Sempu.
perangkat upacara seperti barongsai, pasangan manten dan pemeran Nyai loro kidul naik kapal untuk larung sajen
tumpeng raksasa sebagai simbol larung sajen di laut selatan yang kemudian diikuti oleh hasil bumi yang lain


Setelah upacara larung saji, seluruh kapal merapat kembali ke pelabuhan. Di pelabuhan hidangan hasil laut sudah tersedia untuk disantap bersama-sama. Begitulah rangkaian upacara petik laut yang berada di pantai Sendang Biru sebagai wujud syukur hasil bumi serta mengakui keberadaan Nyi Loro Kidul.