Minggu, 10 Juni 2012

MENJELAJAH KAWASAN MALANG TEMPO DULU MELALUI MALANG KEMBALI VII


Malang akhir bulan April 2012 diramaikan oleh festival Malang kembali VII. Festival yang dicetuskan oleh Dwi Cahyono pemilik restoran Inggil dimulai sejak tahun 2005. Setiap tahun festival ini selalu disambut antusias yang sangat besar oleh masyarakat Malang, bahkan juga dari luar kota Malang. Festival Malang Kembali diselenggarakan di jalan besar Ijen yang berada di pusat Kota Malang.

Malang kembali tahun 2012 memasuki tahun ke-7 dengan tema Heritage Word Site menampilkan keadaan di Kota Malang abad 20 dengan kampung-kampung yang menghiasi kota ketika itu. Jalan Ijen disulap menjadi suatu kawasan dengan konsep Malang awal abad 20 membawa para pengunjung kembali pada awal abad 20. Kawasan-kawasan berupa kampung disuguhkan dalam stand pada festival Malang Kembali VII. kampung-kampung tersebut meliputi Kampung Kayu Tangan, Kampung Pecinan, Concordia, Kampung Kauman dan Kampung Ijen Ledok.

Kawasan Kayu Tangan merupakan kawasan perdagangan di Kota Malang pada awal abad 20. Nama Kayu Tangan sendiri diambil dari pohon dengan dahan yang berbentuk tangan. Pada Malang kembali VII, kawasan Kampung Kayu Tangan Berisi tentang sejarah Kayu Tangan, sejarah bouwplan (pembangunan) Malang, sejarah Bupati-bupati, sejarah benteng yang semuanya itu tertuang pada galeri di Banner besar. Selain itu Kampung Kayu tangan juga menyajikan sejarah topeng malangn yang terletak di galeri topeng malangan dari para seniman di kawasan kampung Kayu Tangan, serta sejarah bioskop dan iklan melalui pemutaran layar tancep dengan mesin pemutar kunonya.

Galeri topeng malangan

Galeri photo yang menggambarkan sejarah kawasan Kayu tangan
Pada Malang kembali VII, juga menampilkan Kampung Pecinan dengan gerbangnya yang kokoh berdiri. Kampung Pecianan menampilkan sejarah Pasar Besar, sejarah Pecinan, Sejarah Nama Jalan, sejarah klenteng dan sejarah masuknya Belanda di Kota Malang dalam galeri photo yang terdapat pada banner besar. stand kampung Pecinan terdapat aneka pernak-pernik seperti baju orang Cina yang dijual. Kawasan Pecinan Kota Malang terletak di daerah sekitar klenteng En Ang Kiong yang tidak jauh letaknya dari Pasar Besar Malang. 


Banner bergambar pintu masuk Pecinan Malang

museum bioskop dengan menampilkan film bioskop dahulu.


galeri photo kawasan Pecinan yang menyuguhkan sejarah Pecinan

Concordia merupakan gedung yang dahulu terletak di sebelah timur alun-alun Malang. Gedung ini pertama kali digunakan sebagai rumah dinas Bupati Malang, namun kemudian beralih fungsi menjadi gedung Societit tempat rapat dewan kota praja. pada paruh awal abad 20 gedung ini berubah fungsi sebagai tempat rekreasi bagi warga Eropa karena letaknya yang strategis di kawasan bioskop dan pembelajaan. Festival Malang kembali VII menampilkan replika dari gedung concordia yang telah kokoh berdiri dipusat dari festivasl Malang Kembali VII. Replika gedung concordia didalamnya terdapat museum pendidikan dengan nama sekolah si Budi. Pada dinding dan dalam gedung concordia terdapat jua galeri photo tentang sejarah wali kota, sejarah Lambang Malang, sejarah nama Kota Malang, sejarah KNIP, dan sejarah Tugu Malang.

replika gedung concordia

museum pendidikan sekolah si Budi




Museum sekolah si Budi

Timur gedung Concordia terdapat Kampung Kauman yang merupakan kawasan tempat tinggal bagi orang-orang Arab dan pengurus keagamaann Islam Malang. keberadaan masjid jami' Kota Malang menjadi penegasan bahwa kawasan ini erat hubungannya dengan Islam. Oleh karena itu di Malang Kembali VII menyajikan kawasan Kampung Kauman ini  bernuansa Islami dengan keberadaan pangggung yang diisi dengan acara bernuansa Islami seperti sholawat, banjari dan lain-lain. background panggung sendiri menggunakan photo masjid jami' awal abad 20 menambah nuansa Islami

Kampung ke lima yang ditampilkan pada gelaran Malang kembali VII adalah Kampung Klojen Ledok. kampung Klojen pada Malang Kembali VII menyajikan pannggung dengan berbagai penampilan seperti: gending jawa, operet blero dengan lakon Ken Arok, sendon guyon-Setyo Budoyo Bunulrejo-Malang, wayang golek lakon Aryapenangsang, workshop tari topeng, wayang suluh lakon kapan Indonesia merdeka dan wayang purwo kolaborasi lakon Pandowo mulyo.

Penampilan kentrung Blero pada panggung Kampung Klojen

panggung di Kampung Klojen

Selain panggung yang terletak di Kampung Klojen, pada gelaran Malang Kembali VII terdapat panggung utama yaitu di Pendopo Agung. Pendopo Agung merupakan panggung utama dimana acara-acara utama disuguhkan serta pengunjung VIP seperti Wali Kota dan para pejabat Kota Malang berada. Acara-acara seperti wayang Topeng Malang,  tari topeng, tari kreasi, ludruk, wayang kuit malangan dan lain-lain mengisi panggung ini. Panggung Pendopo Agung menjadi panggung yang terbesar di gelaran Malang Kembali VII. sepanjang Jalan Besar Ijen terdapat 5 panggung yang mnghibur para pengunjung. Selain panggung di Kampung Klojen dan Pendopo agung, panggung seperti panggung JTV Malang, panggung Koes Plus dan panggung lawak RRI yang juga dsiarkan secara langsung oleh RRI Malang turut menghibur pengunjung Malang Kembali VII.

panggung Pendopo Agung
Kampung yang terakhir dalam gelaran Malang Kembali VII adalah Kampung Keramik Dinoyo yang dipersembahkan oleh KADIN malang sebagai upaya mengenalkan hasil home industri keramik. Sentra pembuatan keramik. yang lestari hingga saat ini telah ada sejak jauh berabad-abad dahulu, yaitu ketika masa megalitikum yang telah menjadi sentra penghasil gerabah. Sehingga KADIN Malang berusaha memperkenalkan kepada masyarakat tentang hasil produksi keramik Dinoyo yang telah turun-temurun.

Selain kampung-kampung yang ditampilkan pada Malang Kembali VII, juga terdapat kios-kios yang diatur dalam pasar-pasar seperti pasar pon, pasar pahing, pasar kliwon, pasar wage dan pasar legi. Panitia membedakan nama pasar untuk mengelompokan jenis dagangan yang ada di festival Malang Kembali VII agar lebih teratur. Kios penjual kerajinan diletakkan jadi satu pada pasar pon, kemudian kios batik dikumpulkan pada pasar pahing, dan pasar kliwon diperuntukkan bagi kios barang antik dan unik. Sedangkan pasar legi dan pasar wage peruntukkan bagi penjual makanan.

Pasar wage


pasar pahing


Pasar Kliwon

Beberapa lembaga dan perusahaan juga turut berpartisipasi dalam gelaran Malang Kembali VII seperti: UNISMA yang mengeluarkan stand klinik dokter Jawa Stovia, kebun raya, Bank Indonesia dengan museum BI, museum House of Sampoerna dan Taman Safari Indonesia. Mereka ikut memeriahkan gelaran Malang Kembali. Tidak hanya lembaga dan perusahaan saja, para komunitas-komunitas seperi mobil kuno, sepeda antik dan motor kun ikut memeriahkan acara dengan mengelurkan koleksi mereka.

kounitas lain seperi komunitas perkusi, suporter malang dan lain-lain juga ikut mengeluarkan kemampuan merekamenghibur dalam gelaran Malang Kembali VII. masyarakat sendiri yang hadir juga ikut berpartisipasI dengan berdandan ala tempo dulu. selama gelaran yang berlangsung selama 4 hari ini, jalan ijen dibanjiri lautan manusia.

mobil koleksi komunitas mobil kuno
para komunitas sepeda ontel


komunitas perkusi mencoba menghibur pengunjung