Rabu, 28 November 2012

CANDI SINGOSARI: SEBUAH PENINGGALAN PENAKLUK JAWA DAN SUMATERA

Candi Singosari terletak di desa Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. untuk menuju candi ini tidaklah sulit. berada tidak jauh dari pasar Singosari tepatnya sebelah utara pasar. banyak kendaraan umum yang melintas karena candi ini tidak jauh dari jalan raya Surabaya-Malang. masuk gang setelah pasar Singosari kalau dari Kota Malang Menuju Surabaya.

Ditemukan sekitar abad 19, seorang Belanda nicolas engelhard tahun 1803 membuat laporan kepubarkalaan mengenai candi Singosari. candi ini memiliki banyak sebutan mulai candi menara, candi cella (karena banyak terdapat sela pada dindingnya) dan candi cungkup (nama itu menurut W Van. schmid yang berkunjung ke candi tahun 1856, masyarakat menyebutnya). Namun pada akhirnya nama Candi Singosari yang dipakai sesuai dengan tempat dimana candi tersebut berada.

Candi Singosari merupakan peninggalan kerajaan Singhasari. Bukti yang menyatakan candi ini terdapat dalam kitab Negarakertagama pupuh 45:4-5 yang berbunyi :
cri ciwabudha dhinarma ring Tumapel, bhisekaning dharma ring purwapatapan (Kertanegara).
serta pada prasasti gajahmada (1351 M) yang ditemukan di halaman candi.

Di Negarakertagama, candi Singosari yang bernama Purwapatapan disambungkan dengan nama Kertanegara. Kertanegara merupakan raja Singosari terakhir putra dari Raja Wisnuwardana. Dimasa pemerintahan Kertanegara inilah candi Singosari dibangun. Pengangkatan Kertanegara menjadi raja terdapat pada prasasti pakis yang berangka tahun 1254 M. berikut merupakan silsilah raja Singosari:

silsilah raja Singosari
Raja Kertanegara merupakan raja Singosari yang memberikan pengaruh besar bagi kerajaan Singhasari di bidang politik, geografis dan agama. Raja Kertanegara merupakan raja Singhasari yang menganut paham Buddha tantrisme. Buddha Tantrisme merupakan perkembangan ajaran Buddha yang mendapat pengaruh ajaran Hindu. Dalam pararton disebutkan Kertanegara sebagai Civa-Buddha. Pada masa Raja Kertanegara, kerajaan Singhasari memperluas wilayahnya hingga Melayu dan Bali. Perluasan wilayah tersebut merupakan realisasi dari kebijakan politik Kertanegara yaitu cakrawala mandala keluar Pulau Jawa tahun 1275 M. menanggapi kebijakan tersebut kemudian di deklarasi kebijakan Pamalayu untuk menaklukan kerajaan-kerajaan yang ada di Melayu tahun 1284 M.

Disaat pasukan Singhasari melakukan ekspedisi Pamalayu inilah kerajaan di serang oleh Jayakatwang yang ingin membalaskan kematian leluhurnya yaitu raja Kertajaya yang merupakan raja Daha oleh leluhur Kertanegara yaitu Ken arok. Jayakatwang merupakan raja kerajaan Gelang-gelang pewaris tahta kerajaan Daha. Penyerangan Jayakatwang disaat kerajaan Singhasari kosong akibat ekspedisi Pamalayu ini atas saran dari Aryawiraraja yang merupakan bupati Sungenep. Aryawiraraja rupanya kecewa dengan kebijakan Kertanegara yang menempatkan Aryawiraraja di Madura.

Kertajaya membagi serangannya dalam dua arah yaitu selatan dan utara. pada saat penyerangan raja Kertanegara sedang berpesta dan minum-minum tuak. Kertanegara tidak percaya bahwa Kertajaya menyerang Singhasari, hal tersebut disebabkan putri Kertajaya telah dijadikan menantu serta Kertanegara sering mengirim surat kepada Kertajaya. namun setelah prajurit yang terluka menghadap kertanegara barulah percaya. tetapi pasukan Kertajaya terlanjur masuk menyerang kerajaan dan kondisi kerajaan kosong akibat ekspedisi Pamalayu. dalam penyerangan Kertajaya tersebut raja kertanegara terbunuh dan kemudian didharmakan di candi Singosari.

bagian candi Singosari

Sesuai bentuk Candi Singosari masuk dalam kategori candi Jawa Timur yang berbadan langsing. candi Songosari terbuat dari batu andesit dengan menghadap barat ke gunung Arjuno. denahnya berbentuk 14x14 meter dengan tinggi 15 meter. bangunan candi terdiri dari empat bagian yaitu batur, kaki candi, tubuh candi dan atap candi. batur menjadi landasan candi dengan tinggi 2 meter, tidak terdapat relief hanya ukiran tahun restorasi candi yang pertama di sisi kiri candi yang berangka tahun 1934. pada kaki candi terdapat pintu masuk rung utama candi serta relung atau bilik di setiap sisinya yang berisi arca. pada bagian atas bilik terdapat ukiran berbentuk kepala kala yang belum selesai bentuknya. belum sempurnanya ukiran yang dikaki ini disinyalir bahwa pembangunan candi pada masa Kertanegara belum selesai karena terjadi serangan dari Kerajaya. pada bagian tubuh lebih langsing terdapat lesung-lesung kecil yang diatas lesung juga terdapat kepala kala dengan ukiran yang telah sempurna. bagian atap candi tidak bisa direstorasi karena beberapa bagian hilang. namun pada bagian atap dapat disamakan dengan candi Jawi di Pandaan-Pasuruan yang juga merupakan pendharmaan raja Kertanegara dan kemiripan struktur candi. pada candi Jawi bentuk atap mengerucut ke atas dan dipuncaknya terdapat semacam setupa. hal ini menandakan bahwa raja Kertanegara menganut agama buddha tantrayana.
kepala kala yang belum sempurna 

pada undak-undak sisi barat candi menuju ruang utama candi. ruang utama candi terdapat lingga dan yoni melambangkan kesuburan. dalam pararton disebutkan bahwa raja Kertanegara dengan nama Civa-Buddha yaitu pengikut Siwa-buddha. candi Singosari juga merupakan candi yang menggambarkan agama hindu Siwa. salah satu cirinya candi Siwa adalah terdapat lingga dan yoni didalamnya. di kanan dan kiri candi terdapat 2 bilik yang arcanya telah di bawa ke Belanda, pada bilik kecil tersebut sebenarnya terdapat arca Mahakal dan Nandiswara. ciri lain candi Siwa adalah terdapat empat Bilik ruangan dengan berisi arca. keempat bilik dapat dilihat dengan mengelilingi kaki candi searah jarum jam. keempat bilik terdapat arca Dewi Durgamahisasuramardini (merupakan istri Siwa di utara), Ganesa (putra Siwa di timur), Siwa Guru (perwujudan siwa di selatan). dari keempat acra tersebut kini yang masih terdapat di bilik candi hanya tinggal Siwa mahaguru.
Siwa Mahaguru

arca-arca di sekitar candi. tampak arca buddha

dihlaman acndi sekarang juga terdapatbeberapa arca yaitu Dewi Parwati, pelandasan tempat arca, wahana Dewa Surya, arca dua dewi yang telah hancur sebagian, Nandiswara yang merupakan wahana dewa Siwa, Patung Buddha, lingga, yoni, kepala kala yang belum jadi, Lotus dan beberapa arca yang tidak dapat didentifikasi. arca dewi Parwati  arca paling besar lurus dengan pintu ruang utama candi. ciri arca Dewi parwati atau yang biasa disebut Siwa family adalah terdapat empat relief arca kecil di bagian atas arca besar sebagai Dewi Parwati. Keempat arca tersebut adalah Dewa Siwa, Siwa Bhairawa, Ganesa dan Kartikea, kemudian sikap berdiri yang dikanan dan kiri bawah terdapat dewi pengawal.
arca dewei parwati


semoga artikel ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan ketika pembaca berkunjung ke candi Singosari.

Sumber:
1. soekmono. Candi fungsi dan pengertiannya.
2. Soejono, R.P. dan Leirissa, R.Z. 2010. Sejarah nasional Indonesia jilid II. jakarta: Balai pustaka.
3. wardojo, pitonohardjo. 1965. pararaton. jakarta: bhatara.
4. Hardjowardojo, R. Ditoro. Warna sari sejarah Indonesia lama.
5. www.navigasi.net
6. www.budpar.go.id
7.candisingosari.com