Pantai Sendang Biru
berada di pesisir selatan Kabupaten Malang, tepatnya di Kecamatan Sumbermanjing
Wetan. Pantai Sendang Biru berjarak sekitar 69 km dari kota Malang dan 150 km
dari ibu kota Provinsi Jawa Timur yaitu Surabaya.
Pantai Sendang
Biru dapat di tempuh dengan perjalanan darat dari Kota Malang. Terdapat dua jalur
untuk menuju wilayah Pantai Sendang Biru yaitu,
- Malang-Gadang-Bululawang-Turen-Sumbermanjing
Wetan-Sendang Biru
-
Malang-Kepanjen-Gondang Legi-Turen-Sumbermanjing Wetan-Sendang Biru
Pantai Sendang
Biru memiliki keanekaragaman hasil laut di Kabupaten Malang. Sehingga Pantai Sendang
Biru merupakan tempat berlabuhnya perahu para nelayan dari berbagai pulau di Nusantara seperti Jawa, Madura,
Sulawesi, Lombok dan Kalimantan. Ramainya Pantai Sendang Biru bagi nelayan dibangunlah Tempat Pelelangan
Ikan (TPI) da pelabuhan tempat singgah kapal-kapal yang merupakan satu-satunya di Kabupaten Malang.
Sebagai wujud dari
syukur masyarakat Dusun Sendang Biru terhadap hasil alam yang telah didapat
dilakukan upacara petik laut sebagai wujud syukur terhadap penguasa laut
Selatan Jawa yaitu Nyi Loro Kidul. Upacara larung sajen atau lebih dikenal
sebagai upacara petik laut merupakan upacara bersih desa yang dilakukan oleh
masyarakat dusun Sendang Biru sebagai wujud rasa syukur.
Upacara petik laut
di Pantai Sendang Biru dilaksanakan setiap bulan September. Upacara petik laut
dilaksanakan dalam satu minggu dengan berbagai acara. Berbagai acara tersebut
mulai dari wayang, barongsai dan lain-lain. Pada hari terakhir di minggu tersebut diselenggarakan petik laut berupa larung sajen di laut selatan. Dalam pelaksanaan upacara petik laut dilaksanakan
pada siang hari dengan berbagai hasil bumi, terdapat tumpeng besar dengan nasi
berwarna kuning, kemudian terdapat hasil bumi yang lain seperti, ayam, telur,
hasil laut dan lain-lain. Seluruh hasil bumi tersebut ditaruh diatas perahu kecil
atau perahu mayang.
sesajen hasil bumi yang akan diangkut ke kapal yang lebih besar |
Nyai loro Kidul yang diperankan oleh remaja putri saat diring ke TPI |
Upacara petik laut
di Sendang Biru bertujuan sebagai wujud syukur dari hasil bumi. Pada upacara tersebut
juga diakui keberadaan Nyai Loro Kidul sebagai penguasa laut Selatan. Dalam upacara tersebut juga terdapat pasangan
pernikahan yang memakai adat Jawa lengkap dengan danyang yang berada dipinggir
mempelainya.
Upacara petik laut
dibuka oleh bapak bupati Malang sebelum semuanya hasil bumi di larung di tengah
laut. tarian anak berusia 7-10 tahun diuguhkan sebagai pembuka acara. Setelah
dibuka oleh Bupati Malang, arak-arakan Nyai Loro kidul yang didahului oleh
barongsai dan diikuti oleh Nyai loro kidul yang diperankan oleh gadis remaja
menaiki kereta dengan sayap burung dipinggirnya, kemudian tumpeng nasi kuning besar
dan hasil bumi lainnya ke dalam pelabuhan tempat pelelangan ikan. Setelah itu
upacara dilepas oleh Bupati Malang yang kemudian seluruh perangkat upacara tersebut
ke kapal besar untuk dibawa ke tengah laut. Seluruh hasil bumi, termasuk
tumpeng di hanyutkan ditengah laut, lepas selat P.Sempu.
perangkat upacara seperti barongsai, pasangan manten dan pemeran Nyai loro kidul naik kapal untuk larung sajen |
tumpeng raksasa sebagai simbol larung sajen di laut selatan yang kemudian diikuti oleh hasil bumi yang lain |
Setelah upacara
larung saji, seluruh kapal merapat kembali ke pelabuhan. Di pelabuhan hidangan
hasil laut sudah tersedia untuk disantap bersama-sama. Begitulah rangkaian
upacara petik laut yang berada di pantai Sendang Biru sebagai wujud syukur
hasil bumi serta mengakui keberadaan Nyi Loro Kidul.