Malang akhir bulan
April 2012 diramaikan oleh festival Malang kembali VII. Festival yang
dicetuskan oleh Dwi Cahyono pemilik restoran Inggil dimulai sejak tahun 2005. Setiap
tahun festival ini selalu disambut antusias yang sangat besar oleh masyarakat
Malang, bahkan juga dari luar kota Malang. Festival Malang Kembali diselenggarakan di jalan besar Ijen yang berada di pusat Kota Malang.
Malang kembali
tahun 2012 memasuki tahun ke-7 dengan tema Heritage
Word Site menampilkan keadaan di Kota Malang abad 20 dengan kampung-kampung yang menghiasi kota ketika itu. Jalan Ijen disulap menjadi suatu kawasan dengan konsep Malang awal abad 20 membawa
para pengunjung kembali pada awal abad 20. Kawasan-kawasan berupa kampung disuguhkan dalam stand pada festival Malang Kembali VII. kampung-kampung tersebut meliputi Kampung Kayu Tangan, Kampung Pecinan,
Concordia, Kampung Kauman dan Kampung Ijen Ledok.
Kawasan Kayu Tangan merupakan kawasan perdagangan di Kota Malang pada awal abad 20. Nama Kayu Tangan
sendiri diambil dari pohon dengan dahan yang berbentuk tangan. Pada Malang
kembali VII, kawasan Kampung Kayu Tangan Berisi tentang sejarah Kayu Tangan,
sejarah bouwplan (pembangunan) Malang, sejarah Bupati-bupati, sejarah benteng
yang semuanya itu tertuang pada galeri di Banner besar. Selain itu
Kampung Kayu tangan juga menyajikan sejarah topeng malangn yang terletak di galeri topeng malangan dari para seniman di kawasan kampung Kayu Tangan, serta sejarah bioskop dan
iklan melalui pemutaran layar tancep dengan mesin pemutar kunonya.
Galeri topeng malangan |
Pada Malang kembali
VII, juga menampilkan Kampung Pecinan dengan gerbangnya yang kokoh berdiri. Kampung Pecianan menampilkan sejarah Pasar Besar, sejarah Pecinan,
Sejarah Nama Jalan, sejarah klenteng dan sejarah masuknya Belanda di Kota Malang
dalam galeri photo yang terdapat pada banner besar. stand kampung Pecinan terdapat aneka pernak-pernik seperti baju orang Cina yang dijual. Kawasan Pecinan Kota Malang terletak di daerah
sekitar klenteng En Ang Kiong yang tidak jauh letaknya dari Pasar Besar Malang.
Banner bergambar pintu masuk Pecinan Malang |
museum bioskop dengan menampilkan film bioskop dahulu. |
galeri photo kawasan Pecinan yang menyuguhkan sejarah Pecinan |
Concordia
merupakan gedung yang dahulu terletak di sebelah timur alun-alun Malang. Gedung
ini pertama kali digunakan sebagai rumah dinas Bupati Malang, namun kemudian
beralih fungsi menjadi gedung Societit
tempat rapat dewan kota praja. pada paruh awal abad 20 gedung ini berubah
fungsi sebagai tempat rekreasi bagi warga Eropa karena letaknya yang strategis
di kawasan bioskop dan pembelajaan. Festival Malang kembali VII menampilkan replika dari
gedung concordia yang telah kokoh berdiri dipusat dari festivasl Malang Kembali VII. Replika gedung concordia didalamnya terdapat museum pendidikan dengan nama sekolah si Budi. Pada dinding dan dalam gedung concordia terdapat jua galeri photo tentang sejarah wali kota, sejarah Lambang Malang,
sejarah nama Kota Malang, sejarah KNIP, dan sejarah Tugu Malang.
Timur gedung
Concordia terdapat Kampung Kauman yang merupakan kawasan tempat tinggal bagi orang-orang Arab
dan pengurus keagamaann Islam Malang. keberadaan masjid jami' Kota Malang menjadi penegasan bahwa kawasan ini erat hubungannya dengan Islam. Oleh karena itu di
Malang Kembali VII menyajikan kawasan Kampung Kauman ini bernuansa Islami
dengan keberadaan pangggung yang diisi dengan acara bernuansa Islami seperti sholawat, banjari dan lain-lain.
background panggung sendiri menggunakan photo masjid jami' awal abad 20 menambah nuansa Islami
Kampung ke lima yang
ditampilkan pada gelaran Malang kembali VII adalah Kampung Klojen Ledok. kampung Klojen pada Malang Kembali VII menyajikan pannggung dengan berbagai penampilan
seperti: gending jawa, operet blero dengan lakon Ken Arok, sendon guyon-Setyo Budoyo Bunulrejo-Malang, wayang golek lakon Aryapenangsang, workshop tari
topeng, wayang suluh lakon kapan Indonesia merdeka dan wayang purwo kolaborasi
lakon Pandowo mulyo.
Penampilan kentrung Blero pada panggung Kampung Klojen |
Selain panggung
yang terletak di Kampung Klojen, pada gelaran Malang Kembali VII terdapat panggung utama yaitu di Pendopo Agung. Pendopo Agung merupakan panggung utama dimana acara-acara utama disuguhkan serta pengunjung VIP seperti Wali Kota dan para pejabat Kota Malang berada. Acara-acara seperti wayang Topeng Malang, tari topeng, tari kreasi,
ludruk, wayang kuit malangan dan lain-lain mengisi panggung ini. Panggung Pendopo Agung menjadi panggung yang terbesar di gelaran Malang Kembali VII. sepanjang Jalan Besar Ijen terdapat 5 panggung yang mnghibur para pengunjung. Selain panggung di Kampung Klojen dan Pendopo agung, panggung seperti panggung JTV Malang, panggung Koes Plus dan panggung lawak RRI
yang juga dsiarkan secara langsung oleh RRI Malang turut menghibur pengunjung Malang Kembali VII.
Kampung yang
terakhir dalam gelaran Malang Kembali VII adalah Kampung Keramik Dinoyo yang
dipersembahkan oleh KADIN malang sebagai upaya mengenalkan hasil home industri keramik. Sentra
pembuatan keramik. yang lestari hingga saat ini telah ada sejak jauh berabad-abad
dahulu, yaitu ketika masa megalitikum yang telah menjadi sentra penghasil gerabah. Sehingga KADIN Malang berusaha memperkenalkan kepada masyarakat tentang hasil
produksi keramik Dinoyo yang telah turun-temurun.
Selain
kampung-kampung yang ditampilkan pada Malang Kembali VII, juga terdapat kios-kios
yang diatur dalam pasar-pasar seperti pasar pon, pasar pahing, pasar kliwon,
pasar wage dan pasar legi. Panitia membedakan nama pasar untuk mengelompokan
jenis dagangan yang ada di festival Malang Kembali VII agar lebih teratur. Kios penjual kerajinan diletakkan jadi satu pada pasar pon, kemudian kios batik dikumpulkan pada
pasar pahing, dan pasar kliwon diperuntukkan bagi kios barang antik dan unik. Sedangkan pasar legi dan pasar wage peruntukkan bagi penjual makanan.
Beberapa lembaga dan perusahaan juga turut berpartisipasi dalam gelaran Malang Kembali VII seperti: UNISMA yang mengeluarkan stand klinik dokter Jawa Stovia,
kebun raya, Bank Indonesia dengan museum BI, museum House of Sampoerna dan
Taman Safari Indonesia. Mereka ikut memeriahkan gelaran Malang Kembali. Tidak hanya lembaga dan perusahaan saja, para komunitas-komunitas seperi mobil kuno, sepeda antik dan motor
kun ikut memeriahkan acara dengan mengelurkan koleksi mereka.
kounitas lain
seperi komunitas perkusi, suporter malang dan lain-lain juga ikut mengeluarkan
kemampuan merekamenghibur dalam gelaran Malang Kembali VII. masyarakat sendiri
yang hadir juga ikut berpartisipasI dengan berdandan ala tempo dulu. selama
gelaran yang berlangsung selama 4 hari ini, jalan ijen dibanjiri lautan
manusia.